Haaiii.. aku mau cerita lagi nih. Tapi kali ini bukan tentang aku sih. Melainkan tentang kakak aku.. simak baik2 ya.. ^^
Suatu hari di bulan Februari 2010
“dek, urusan gw dah selse smua. Gw dah pindah…” whaaaaaaaaaattt??? Begitu baca sms dari kakak aku itu, rasa’a kaya ada petir yang menyambar ku!! Dhuaaaaaaaaaaaarrrrrr.. … eits, tunggu dulu, sebelum kita sampe ke klimaks’a, kita flashback dulu ya…
Hmm, jadi kakak ku dulu ketemu sama suami’a itu lewat chatting YM gitu.. (lah, kakak & adik kok cara ketemu pacar’a hampir sama yak? hihihihi…). Nah jadi awal’a mereka kopi darat, trus ketemuan, setelah merasa sreg satu sama lain, akhir’a mereka jadian. Tapi sebenar’a yang aku sayangkan dari awal untuk hubungan mereka adalah karena mereka beda agama. Kakak ku seorang Katolik, sedangkan Jouny (nama pacar’a, sekarang uda menjadi suami) adalah seorang Islam. Ya maklumlah ortu juga kan pengen anak’a punya pacar yang seiman. Hubungan mereka sudah berjalan kurang lebih 3 tahunan, sampai akhir’a mereka memutuskan untuk menikah.
Nah, yang jadi masalah disini kan mereka itu masih beda agama. Waktu itu belum tau juga aku siapa yang akan pindah agama. Tapi sih roman2’a kya’a bakalan kakak ku nih yang mengikuti agama Jouny. Secara ya mas Jouny itu kan orang Padang, pasti kuat banget agama ya. Aku lihat kakak ku sudah mulai membaca buku tentang agama Islam. Kakak ku itu orang’a sangat keras. Apa yang sudah menjadi pilihan dia, ya akan tetap dia pegang itu. Meskipun papa sebenar’a juga berharap kakak ku bisa menemukan pria lain yg seiman, sama seperti aku juga begitu, karena jujur dalam lubuk hati aku, aku ga mau dan ga rela kalau sampai kakak ku pindah begitu. Ya tapi apa mau dikata, ini sudah menjadi pilihan’a dia. Aku sih dari kecil juga sudah terbiasa hidup berdampingan dengan yang beragama Muslim, lah wong saudara2 dari mama ku itu muslim semua kok. Waktu Lebaran pun aku selalu mengunjungi rumah saudara2. Jadi buat aku juga ga ada masalah, lagian kita sebagai manusia kan harus selalu hidup berdampingan, ga peduli dia beda suku, ras, budaya atau agama sekalipun. Semua agama kan baik ada’a…(cieee..mulai sok bijak. Hahahaha…)
Yak, jadi pilihan sudah ditetapkan. Kakak ku sudah mantap untuk menikah dengan Jouny. Langsung lah diurus segala keperluan pernikahan. Tapi sebelum semua itu dijalankan, pertama2 kakak ku harus menjadi muslim dulu. Ok, papa membantu mengurus masalah itu. Sampai pada suatu pagi (aku uda dikantor), ada sms dari kakak ku, isi’a “dek, urusan gw dah selse smua. Gw dah pindah…” dhoooaaaaaarrrrrrr (sekali lagi serasa ada petir yang menyambar ku).. aku sangat kaget membaca sms itu. Langsung aku bales “maksud’a gimana?” kakak ku membalas dengan menelpon aku dan menjelaskan kalau papa sudah mengajak m’lin ke kantor agama untuk proses pindah agama itu.. jadilah sekarang kakak ku sudah menjadi seorang mualaf. Jujur, waktu dapat berita itu dari kakak ku, mata ku langsung berkaca2. Kok bisa secepat itu? Nanti aku kalo ke Gereja sendiri dunk ga ada teman’a? inilah itulah, banyak hal yg berkecamuk di pikiran ku… tapi sekali lagi itu sudah menjadi pilihan kakak ku. Aku Cuma bisa berdoa untuk kakak ku, semoga apa yang sudah dia pilih ini merupakan pilihan yang tepat. Dan semoga dia bisa membina keluarga yang harmonis dengan mas Jouny.. pada tanggal 26 Februari 2010 yang lalu kakak ku sudah melangsungkan pernikahan’a dengan mas Jouny, dengan simple, sederhana namun tetap khidmat. ^^
Tapi masalah ga brenti sampe di situ aja. Karena aku tau sebenar’a di hati yang paling dalam kakak ku, dia juga berat untuk meninggal Jesus. Apalagi waktu menjelang Pakah kemaren, kakak ku sempat sms aku “dek, gw sedih, seharus’a kan Pakah ni gw bisa Gereja bareng lo ya…” aku bales sms’a bgini.. “ya, ini kan uda pilihan lo. Jadi jalanin aja sebaik2’a…” (sok bijak lagi.. ^^)
Hmm, emang sedih bngt sih aku waktu tau kakak ku memutuskan untuk jadi Mualaf. Tapi ini kan hidup dia. Dia yang akan menjalani smua’a itu. Dan dia juga sudah memilih mas Jouny untuk menjadi suami’a. kalo dia bahagia, maka aku juga akan bahagia. Tapi aku salut juga ma kakak ku. Dia berani untuk mengambil keputusan yang sangat besar itu. Dan yang pasti’a dia menjadi mualaf bukan semata2 hanya karena untuk mengikuti suami’a, tapi itu sudah dia mantapkan jauh2 hari sebelum’a. sekarang kakak ku sudah mulai lebih memperdalam ajaran agama Islam, dia pun juga sudah sholat bersama dengan suami’a. aku senang mengetahui hal itu. Aku pun akan selalu mendoakan yang terbaik untuk kakak ku.. malahan aku ga sabar nih pengen punya keponakan. Hehehehe…
Yaahh..jadi begitulah yang nama’a cinta. Demi cinta’a kakak ku ke mas Jouny, dia rela melakukan itu semua. Emang ya kalau lagi jatuh cita, dunia itu serasa milik berdua, yang lain’a mah Cuma ngontrak! Hahahaha… kalo aku juga ga mau kalah nihh, apa ya yg sudah aku lakukan demi cinta aku ke ivan.. oiy, aku kan uda mulai belajar2 adat batak, juga bahasa2’a.. hehehehe..
-ratieh-
No comments:
Post a Comment